Sore itu anak –
anak sudah berkumpul di aula, berbagai macam siswa dari perwakilan sekolahnya
datang untuk ikut serta dalam kegiatan yang dibuat oleh Pimpinan Daerah yaitu
acara workshop yang membahas tentang bagaimana cara menghadapi para peserta MOS
(Masa Orientasi Siswa) dan juga dilatih untuk menjadi seorang panitia MOS di
sekolahnya.
Namaku Awan dan
kedua kakak kelasku Anwar dan Dhana juga ikut serta dalam kegiatan tersebut,
acara ini diadakan di sekolah lain, ketika acara pembukaan aku melihat
sekelilingku banyak sekali orang yang tidak aku kenal berkumpul pada suatu
ruangan. Ketika saat itu aku saat merasa seperti ada yang memperhatikanku.
Namun mungkin itu hanya perasaanku.
“hey, awan lu
kenapa kaya orang aneh ? Oiya gue lupa kalo lu autis !” Anwar meledekku.
“hahahahaha”
suara Dhana yang sedang mentertawaiku
“dasar tung-tung bukan
gitu, gue ngerasa ada yang aneh aja” jawabku
“ada hantu atau
lu emang lagi mabok dasar botis ? Hahaha ” ujar Dhana
“gak, udahlah gak
usah dibahas” jawabku kesal
Ketika acara
pembukaan telah usai para peserta diperintahkan untuk turun kelapangan untuk
pembagian kelompok.
“kalian semua
bawa sapu tangan kan ?” Tanya panitia workshop.
“bawaaa !!!” Jawaban
serentak dari para peserta.
“baiklah sekarang
kalian semua turun ke lapangan” ujar panitia
Dan semua peserta
pun turun atas instruksi dari kakak panitia
“Dhan, kira –
kira kita mau di apain yah ?” Tanyaku
“Mana gue tau,
mau di bakar kali” jawab candaan Dhana
“sekarang kalian
tutup mata kalian semua dengan sapu tangan yang kalian bawa !” Ujar arahan dari
panitia
“kalian disini
untuk pembagian kelompok, kakak akan kasih ke kalian kertas yang bertuliskan
nama kelompok kalian yang berisikan nama hewan, jadi kalian harus menirukan
suara-suara hewan tersebut untuk mencari teman yang akan menjadi kelompok
kalian” ujar panitia yang lain kembali memberi arahan.
Atas intruksi
dari panitia kami pun menutup mata kami dan setelah itu mereka memberikan kami
seutas kertas yang berisikan nama kelompok kami. Setelah aku membukanya
ternyata aku mendapatkan kelompok ‘Kucing’. Dalam hati ku berkata “yah elah
kenapa harus kucing sih apa gak ada yang lain apa”
Atas instruksi
panitia kami pun berteriak sambil menirukan nama kelompok kami, berhubung aku
mendapatkan kelompok kucing aku pun melakukannya dengan mau tidak mau.
“Meong… meongg.. Meongg..”
Teriakku.
“Mbeee.. Mbee”,
“guk.. Gukk..”, “moooo.. Mooo” suara – suara yang kudengar dari peserta
lainnya.
Begitu aku
berteriak tiba – tiba ada orang yang menarik lenganku dan dia menanyakan
“lu kelompok
kucing yah ? Gue juga kelompok kucing” ujarnya. *Inayah
Setelah kita
semua mendapatkan kelompoknya, kami pun membuka tutup mata kami. Setelah ku
buka ternyata dikelompokku ada 1 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Lalu
kutanya pada mereka nama mereka masing – masing. Dan 1 orang laki-laki itu
bernama Andar, dan 4 orang perempuan itu bernama Ani, Ayu, Inayah, dan Aliya.
“nama lu siapa ?”
Tanya Aliya
“Awan” jawabku
“apa ? Nawan ?”
Tanya Aliya lagi
“AWAN !!” Jawabku
kesal karena ia salah menyebutkan
“oh Awan, maaf
deh maaf” perkataan maaf Aliya padaku
Setelah pembagian
kelompok usai, kami para peserta pun kembali ke aula untuk pemberian materi.
Sesampainya di aula para peserta disuruh untuk membuat yel-yel kelompoknya.
Setelah itu terbuat dan berlangsungnya materi aku seketika bingung karena
sebuah film reality show Penghuni Terakhir yang biasa aku tonton, pada malam
kemarin aku tidak menontonnya, aku pun bingung siapa yang terekstradisi
kemarin, aku pun mengeluh sendiri seperti orang autis.
“ihh siapa kali
yang terekstradisi kemaren, penasaran nih gue gara-gara tidur lebih awal” isi
keluhanku
“oh Andra” jawab
Aliya tiba-tiba
“dih.. Emang lu
suka nonton Penghuni terakhir juga yah ?” Tanyaku
“iyalah, gue tuh
paling suka sama aa dozeg, lu sukanya sama Andra yah” Tanya Aliya
“iya, tapi
sayangnya kata lu dia baru di ekstradisi jadi galau dah gue” jawabku.
Pada saat materi
berlangsung aku selalu mengobrol bersama Aliya tapi dilain sisi aku
mengharapkan sms dari teman dekat ku, dia bernama Pilly dia adalah satu-satunya
perempuan yang dekat denganku kala itu. Aku yang tadinya ingin berakting
menjadi pria yang cool. Namun, akhirnya akting itu pun gagal setelah aku
mengobrol dengan Aliya tiap detik, tiap jam dan tiap materi berlangsung.
“Apa mungkin aku
menyukainya” tanyaku pada diriku sendiri
“ah mungkin
perasaan kosong doang kali” jawabku sendiri
Keesokan Harinya.
Karena acara ini
melatih kepemimpinan dan kesiapan para calon panitia MOS sekolah nantinya. Maka
acara ini hanya berlangsung 2 hari 1 malam. Jadi aku dan para peserta lain
harus menginap disekolah itu. Dipagi hari aku melihat Aliya dan aku pun
menyapanya
“Hai, Selamat
Pagi Aliya” sapaanku.
“Selamat pagi
juga Awan” jawabnya sambil tersenyum
Tiba-tiba
temannya menghampirinya dan mungkin aku merasa mengganggunya akhirnya aku pun
pergi. Para panitia menyuruh kami untuk segera ke aula untuk materi berikutnya.
Ketika materi berlangsung Aliya mengajakku mengobrol lagi.
“ih sumpah ya lu
tuh orangnya asik, tapi berisik sama bawel banget, jadi pusing gue jadinya” ujarnya
sambil tertawa
“baru tau ya kalo
gue orangnya asik, jangan panggil gue Awan kalo gue gak bias bikin ceria orang
lain” jawabku dengan bangga
“iya sih, tapi
kalo gue tantang lu berani gak ?” Tanya Aliya
“apa dulu
tantangannya ? Nanti aneh-aneh lagi” tanyaku
“gak aneh - aneh
kok, lu kan berisik tuh, gue cuma mau minta lu supaya diam tanpa kata sedikit pun
kata yang keluar gimana bisa gak ? ” Tantangannya untukku
“yah elah yaudah
yang kalah traktir yah ?” Jawabku
“oke, itu juga
kalo lu bias” ujar aliya
Setelah beberapa
menit aku pun mulai menjalankan tantangan tersebut. Tantangan itu memang
sedikit sulit. Banyak godaan yang dating mulai dari Andar yang selalu bertanya
padaku dan juga Inayah. Terpikir olehku untuk mencari kenangan – kenangan dari
acara tersebut. Aku pun menulis bukuku “Minta nomor hp sama tanda tangan dong
buat kenangan - kenangan !” Dan aku serahkan pada teman satu kelompokku. Tapi
Aliya membalasnya dengan “Kasih tau gak yah ?” Dan disitulah kami malah saling
berkomunikasi bedanya hanya lewat tulisan saja.
Acara yang
berlangsung 2 hari itu pun berakhir, sebelum pulang para peserta disuruh untuk
mengomentari para peserta lain dalam sebuah kertas. Aku pun sedikit terkenal
disana dengan adanya komentar yang positif namun, ada juga yang berkomentar
bahwa aku (Bawel, berisik, gak lucu, so cool, autis, aneh, tijel dan yang
paling parah adalah like a monkey) dan pada akhirnya aku dan peserta lain
membereskan barang bawaan dan bergegas untuk kembali ke rumah masing – masing
dan disitulah pertemananku dengan Aliya berakhir. Tidak ada lagi yang bisa
mengobrol denganku dengan asik selain Aliya dan Pilly. Padahal disitu aku sudah
mulai menyukai Aliya. Aku mengharapkan suatu yang special dari dirinya akan
tetapi acara disinilah aku dan Aliya dipertemukan dan sekaligus dipisahkan. Dan
akhirnya aku pun pulang bersama kedua kakak kelasku Anwar dan Dhana. Aku berharap suatu hari
nanti aku dapat bertemu dengannya untuk kedua kalinya.